
Rumah Ibadah
Dirikan Masjid Pertama untuk Mualaf Manado
Rp163.000 terkumpul dari Rp200.000.000 target 0.08%- 3 Donasi
- 2612 hari lagi
- 0 Suka
Di Kampung Pandu Lahendong Kel. Bengkol Kec. Mapangget Kota Manado terdapat satu-satunya mushola yang seringkali digunakan oleh masyarakat setempat yang sebagian besar adalah mualaf.
Dari luar mushola ini tidak tertupi dinding dan atapnya sudah bolong dan lapuk. Disisi lain masyarakat yang beribadah di mushola tersebut sangtlah banyak. Sedangkan untuk pergi ke masjid layak terdekat, mereka harus menempuh waktu perjalanan selama 2 jam dengan berjalan kaki dengan medan yang terjal dan sulit.
Mayoritas masyarakat di kampung tersebut adalah buruh petik kelapa dan petani sehingga biaya patungan untuk renovasi mushola menjadi masjid sangatlah sulit tercapai. Kondisi mushola sangat memprihatinkan. Tiang kayu sudah lapuk, tak berdinding, dan beratap seng, itupun sudah banyak yang lepas. Jika musim hujan atau angin kencang, tiang-tiang mushola harus diikat agar tidak roboh.
Padahal mushola berukuran 7x7 ini dipakai shalat berjamaah. Rutinnya ada 2 saf, tapi saat shalat Jumat, jamaah bisa luber ke luar hingga 3 saf. Perluasan mushola menjadi masjid sudah diinisiasi sejak 20 tahun lalu, namun hanya berhasil mengumpulkan 10 sak semen. Bisa dimengerti jika pengumpulan dana secara swadaya hasilnya minim, karena masyarakat sekitar mayoritas bermata-pencaharian sebagai petani kopra, jagung, dan singkong.
Sebagai gambaran kondisi ekonomi di sana, pemetik kelapa diupahi Rp 4.000 per pohon. Per tahunnya, musim kelapa biasanya 3-4 kali saja.
Dari luar mushola ini tidak tertupi dinding dan atapnya sudah bolong dan lapuk. Disisi lain masyarakat yang beribadah di mushola tersebut sangtlah banyak. Sedangkan untuk pergi ke masjid layak terdekat, mereka harus menempuh waktu perjalanan selama 2 jam dengan berjalan kaki dengan medan yang terjal dan sulit.
Mayoritas masyarakat di kampung tersebut adalah buruh petik kelapa dan petani sehingga biaya patungan untuk renovasi mushola menjadi masjid sangatlah sulit tercapai. Kondisi mushola sangat memprihatinkan. Tiang kayu sudah lapuk, tak berdinding, dan beratap seng, itupun sudah banyak yang lepas. Jika musim hujan atau angin kencang, tiang-tiang mushola harus diikat agar tidak roboh.
Padahal mushola berukuran 7x7 ini dipakai shalat berjamaah. Rutinnya ada 2 saf, tapi saat shalat Jumat, jamaah bisa luber ke luar hingga 3 saf. Perluasan mushola menjadi masjid sudah diinisiasi sejak 20 tahun lalu, namun hanya berhasil mengumpulkan 10 sak semen. Bisa dimengerti jika pengumpulan dana secara swadaya hasilnya minim, karena masyarakat sekitar mayoritas bermata-pencaharian sebagai petani kopra, jagung, dan singkong.
Sebagai gambaran kondisi ekonomi di sana, pemetik kelapa diupahi Rp 4.000 per pohon. Per tahunnya, musim kelapa biasanya 3-4 kali saja.
-
ACH RODLI WILDANI mendonasikan Rp133.000
SMOGA ya
-
Anonim mendonasikan Rp10.000
-
Gdhd mendonasikan Rp20.000
Galang Dana Terkait
Lihat galang dana lain dalam kategori yang sama.

Rumah Ibadah
oleh Melodi Laksani
2485 hari lagi
Rumah Segera Ambruk, Kakek ini Menanti Peduli
Namanya Kakek Dolla, kakek asal Parepare berusia 76 tahun yang tinggal di rumah...
Rp50.000
0.03%
terkumpul dari Rp200.000.000
